Ad 728x90

Breaking News

Perbedaan Gerbong Partai Pemicu Ketidak harmonisan Kepala Daerah dan Wakilnya

KARAWANG, Infopasundan.Com

Ketidak harmonisan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah memang hal yang biasa terjadi, begitupun halnya Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. Dirinyapun kerap kali dipandang tidak harmonis dengan wakilnya, hal itu sesuai dengan pandangan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lodaya, Nace Permana saat diwawancari dikantornya pada senin siang 31/8/2020.


Nace Permana yang akrab disapa Kang Nace yang juga berlatar belakang sebagai akademisi Ilmu Komunikasi Politik itu menyatakan bahwa ketidak harmonisan seorang Kepala Daerah dan wakilnya memang kerap kali terjadi dan hal tersebut termasuk hak yang wajar dalam situasi atau porsi tertentu. Sebut Kang Nace saat diwawancarai awak media.


"Dari pengalaman beberapa periode yang lalu dan pembanding dari beberapa daerah ya sama saja, karena antara Bupati dengan Wakil Bupati ini pemahaman selalu berbeda walaupun secara konstitusi harusnya satu paket ketika Bupati menang ya wakilnya ikut menang." ujar Kang Nace.


Dirinya juga menjelaskan bahwa ada sebuah pasal yang menurutnya menjadi suatu kerenggangan hubungan Kepala Daerah dan wakilnya. "Ketika Bupati atau Gubernur berhalangan tetap wakilnya itu menggantikan, nah bahasa ini yang menjadi suport reaktif para wakil Bupati atau Wakil Gubernur berharap Bupati atau Gubernur nya turun dia yang menggantikan, kan begitu. Saya sendiri pernah mengajukan rekomendasi penelitian dalam tesis saya kepada Mendagri untuk merekomendasikan pasal itu harus dicabut, jadi kalau Bupati berhalangan tetap wakilnya juga otomatis harus turun karena majunya bareng mundurnya harus bareng sehingga dalam posisi Pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati ini saling menjaga tidak saling menjatuhkan, jika wakilnya ikut turun kan saling menjaga," jelas Kang Nace.


Kang Nace Ketika membahas situasi di Karawang pada Pilkada serentak sekarang ini juga berpendapat siapapun yang terpilih nanti kemungkinan akan terjadi hal yang sama, "kita amati pada kampanye nya wakil Bupati menyuarakan akan menampung semua aspirasi dan segala macam keinginan masyarakat, padahal dalam tata kelola kerjanya harus berbarengan sehingga ketika nanti menang tim sukses wakil ini menuntut juga fasilitas ketika tidak terakomodir masyarakat juga kecewa." Pungkasnya.


Ketika ditanya perihal perhatian publik terhadap ketidak harmonisan Kepala Daerah, dirinya juga menjelaskan, konflik antar Bupati dan wakilnya kadang dipengaruhi karena perbedaan Gerbong Partai Politik selain itu konflik yang dipelihara juga merugikan sehingga pemikiran tentang pembangunan dikesampingkan, "ini yang sudah terjadi ketika Bupati melakukan program pembangunan lalu dikritik oleh wakilnya, hal tersebut kan tidak elok, harusnya dikritik oleh kelompok masyarakat, oleh wartawan, atau masyarakat secara umum bukan oleh wakil Bupati harusnya sadar diri sebagai posisi wakil kalau tidak harmonis ya mundur, kalau bahasa istilah kan seperti menepuk air didulang terpercik muka sendiri," tandasnya.


"Walaupun tidak dominan, sekian persen pasti ada pengaruh kemandegan pembangunan karena ketidak harmonisan, paling tidak masyarakat juga menilai tidak harmonis, ibarat rumah tangga suami dengan istri didalam rumah tangga ribut terus bagaimana mengurus anak," ujar Kang Nace.


Dirinya juga menyarankan agar Bupati dan wakilnya yang terpilih di Pilkada nanti harus tau porsi masing-masing dan konflik yang sudah terjadi jangan sampai terbangun lagi di periode kedepan terlepas siapapun pemenang di Pilkada mendatang.(red)

No comments