Relawan : Kang Jimmy bukannya mengusir Wartawan, tapi menyuruhnya kembali sesuai jadwal undangan
Situasi saat Kang Jimmy diskusi dengan para Relawan |
Karawang - Infopasundan.com
Atas nama Relawan Kang Jimmy, saya akan meluruskan salah satu pemberitaan di Media Online yang telah ‘memfitnah’ dan membuat berita dengan judul berita “Sadiiiis... Wabup Karawang Ahmad Zamakhsyari Usir Wartawan”.
Pertanyaanya, sadis dari mananya???
Menyimak dari isi berita tersebut ada beberapa kesalahan dari wartawan yang menulisnya :
Menyimak dari isi berita tersebut ada beberapa kesalahan dari wartawan yang menulisnya :
1). Itu BUKAN acara Konferensi Pers, tapi hanya acara undangan biasa kang Jimmy terhadap masyarakat, relawan maupun wartawan menjelang Hari Raya Idul Fitri, jadi jelas dalam acaranya juga TIDAK ADA sesi konferensi pers, hanya terjadi diskusi atau obrolan santai seputar program kerja kang Jimmy, silahkan tanya kepada wartawan lain yang hadir.
2). Kang Jimmy tidak pernah mengusir wartawan, singkat cerita saat kang Jimmy tiba di Rumah Dinas, beliau kaget ada beberapa wartawan yang tidak dia undang, tapi hadir di Rumah Dinas, karena sesuai jadwal undangan wartawan menjelang hari raya idul fitri, setiap harinya kang Jimmy sudah mengatur jadwal, dalam arti kata, semua wartawan yang kenal dengan kang Jimmy pasti diundang, tapi di hari yang berbeda.
3). Saat itu kang Jimmy menyuruh salah seorang relawannya untuk memberikan ongkos bensin kepada wartawan tersebut (wartawan yang tidak diundang hari itu), karena beliau merasa ini bukan jadwalnya wartawan tersebut diundang, ada jadwal di hari lain, setelah relawan kang Jimmy memberikan ongkos bensin, ketiga wartawan tersebut langsung pamit dari rumah dinas, JADI TIDAK ADA PENGUSIRAN TERHADAP WARTAWAN seperti yang diberitakan.
4). Kemudian setelah kang jimmy selesai berdiskusi dengan para relawan, beliau melanjutkan diskusinya dengan para awak media yang diundang (diskusi kedua), namun tiba - tiba datang dua orang wartawan yang tidak dikenal lagi dan tidak diundang, sontak Kang Jimmy kaget dan langsung bertanya kepada relawan, relawan pun mengaku tidak mengenalnya, namun beliau membiarkan kedua wartawan tersebut untuk ikut berdiskusi.
5). Ditengah diskusi kedua wartawan tersebut izin pamit karena alasan masih ada keperluan, kang Jimmy pun langsung mempersilahkan dan menyuruh ajudannya untuk memberikan uang bensin, tapi tiba - tiba sore harinya muncul berita di Media Online GAWATNEWS.COM dengan judul “Sadiiiis... Wabup Karawang Ahmad Zamakhsyari Usir Wartawan”.
Dari Lima (5) point tersebut kami tidak paham bagaimana bisa seorang WARTAWAN PROFESIONAL bisa menulis berita seperti itu tanpa adanya konfirmasi untuk mewawancarai kang Jimmy atas kebenaran informasi yang dia gali, padahal dalam ETIKA JURNALISTIK pada point 2,3 dan 4 sudah dijelaskan :
- 2. Profesional dalam menjalankan tugas
Kurang lebih sama dengan poin pertama. Profesional disini juga berarti terbuka menjelaskan sumber pelengkap tulisan, foto atau video yang dimuat. Contohnya: memberi tautan sumber asli jika mengutip dari situs lain (ini nyaris tidak pernah dilakukan dikebanyakan media di Indonesia yang saya amati).
- 3. Jangan asal tuduh!
Poin ini lagi ngetren dilanggar belakangan ini, mungkin karena terdesak harus cepat terbit, sehingga tak cukup waktu untuk menguji informasi dan memastikan tidak ada opini menghakimi yang tercampur dengan fakta, intinya sih jangan pernah percaya sesuatu kalau belum benar - benar terbukti.
- 4. Dilarang berbohong
Salah satu akibat dari meremehkan poin ketiga adalah berbohong, dan ini tidak baik. Janganlah mengada-ada apalagi melakukan fitnah.
Pada intinya wartawan tersebut telah menulis berita TANPA MELAKUKAN KONFIRMASI terlebih dahulu, dan terkait persoalan ini kami dari pihak Relawan Kang Jimmy atau kang Jimmy secara langsung tidak akan memaksakan wartawan bersangkutan untuk melakukan konfirmasi ataupun meminta maaf.
Tapi silahkan cerna ETIKA JURNALISTIK point 10 dan 11 di bawah ini :
("10. Berani mengakui kesalahan
Wartawan juga manusia, sesekali bisa salah. Saat itu terjadi, mengakulah. Lakukan ralat dan perbaiki kekeliruan secara terbuka. Lengkapi dengan permintaan maaf pada pembaca, pendengar atau penonton medianya".)
("10. Berani mengakui kesalahan
Wartawan juga manusia, sesekali bisa salah. Saat itu terjadi, mengakulah. Lakukan ralat dan perbaiki kekeliruan secara terbuka. Lengkapi dengan permintaan maaf pada pembaca, pendengar atau penonton medianya".)
("11. Menerima koreksi pada bagian yang keliru Terkait salah tadi, ada pula yang namanya hak jawab dan hak koreksi yang merupakan hak seseorang atau kelompok untuk menanggapi dan menyanggah informasi yang dianggap merugikan nama baiknya, atau mengusulkan perbaikan atas kekeliruan fakta yang termuat pada berita".)(Renz)
No comments